“al-Qur’an itu bisa menjadi susah dan berat bagi orang yang membencinya” (al-Hadits)
Tradisi menghafal al-Qur’an mrupakan bagian inheren dalam diri umat Islam. Mereka yang menghafal dipandang sebagai komunitas yang mendapatkan “keistimewaan”. Karenanya, menghafal al-Qur’an terus menjadi cita-cita dan obsesi banyak orang. Ingin tahu lebih?? baca sampai lengkap, okey…?? ^_^
Jika kita merasa malas atau lemah motivasi dalam menghafal al-Qur’an, apa solusinya?? Solusi awal, (sangat mudah dilakukan) cobalah lakukan interview dan dialog dengan nurani. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Mengapa aku menghafal al-Qur’an??
- Apakah aku telah mencintai al-Qur’an??
- Apa bukti kecintaanku kepada al-Qur’an??
- Seberapa besar cintaku kepada al-Qur’an??
- Mengapa aku mencintai al-Qur’an??
Agar membantu menemukan jawaban, tidak ada salahnya terlebih dahulu mengidentifikasi tanda-tanda cinta kepada al-Qur’an sebagai berikut:
- Berani menyebut sang kekasih dalam kondisi apapun (ingat kisah Ibnu Mas’ud yang berani memproklamirkan bacaan al-Qur’an pertama kali, sehingga dia dipukuli dan dianiaya kaum Quraisy)
- Sedih jika lama tidak bertemu dengan sang kekasih (ingat Rasulullah ketika tidak menerima wahyu)\
- Selalu mengikuti kabar sang kekasih (dahulu Umar Ibn al-Khattab berbagi jadwal dengan tetangganya, untuk mencari informasi setiap wahyu yang turun)
- Menyebut sang kekasih setiap saat (dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Rasulullah hanya berhenti membaca al-Qur’an ketika junub. Para sahabat juga sangat getol membacanya setiap saat)
- Menuruti perintah kekasih dan menjauhi larangannya (siap laksanakan!!)
- Sang kekasih adalah segala-galanya bagi hidup anda (ini mah, teori umum)
Lalu bagaimana dengan diri kita dan nurani masing-masing???? Jika akhirnya kurang PeDe untuk menyatakan, “I Love U al-Qur’an”, maka lakukan terus PDKT dengan langkah-langkah berikut:
- Kuatkan niat dan motivasi anda
- Membaca buku-buku tentang al-Qur’an, khususnya yang mengupas fadhaa’il al-Qur’an (koleksi hadits-hadits tentang keistimewaan al-Qur’an dan para penciptanya)
- Menyimak profil para Qurraa’ dan Huffaadz
- Bergaul dengan pecinta atau ahli al-Qur’an
- Berdo’a dengan rajin dan tulus
- Meminta do’a orang tua dan para orang sholeh
Jika telah melakukan 6 hal di atas, insya Allah kita akan berani mengikrarkan “Wahai al-Qur’an, kupinang dirimu dengan basmallah”. Dan penulis yakin, al-Qur’an akan menjawab, “Dengan senang hati, aku akan hadir di akal, hati dan jiwamu, my love”. Di saat ini, anda mungkin akan terperanjat grogi, dan berucap, “Oh, jadi itu jawabannya?”. Dan al-Qur’an mungkin akan menimpali, “Ada yang lebih indah dari itu??” ^_^
EPILOG
Setiap penghafal al-Qur’an selalu dihantui dua pertanyaan klasik, yaitu bagaimana cara manghafalkan dengan mudah dan bagaimana menjaganya agar tetap langgeng?? Apa yang disampaikan penulis di sini hanyalah pengalaman subyektif yang syarat dengan segala kemungkinan. Namun hemat penulis, setidaknya ada satu kata sepakat bahwa untuk meraih segala sesuatu, termasuk menghafal al-Qur’an, yang dibutuhkan memang hanyalah C.I.N.T.A (Cara Inovatif dan NiatTulus karena Allah). Selamat mencoba dan berikhtiar! Semoga Allah melimpahkan segala ampunan dan ridho-NYA kepada kita semua, amiiin…. Wallahu a’lam ^_^
*dikutip dari makalah Ustad Thoyyib Arifin, dengan perubahan se-karepku
Menjadi dokter itu biasa…
Menjadi engineer itu biasa….
Menjadi hakim pengadilan itu biasa....
Apalagi menjadi ekonom, presiden, ilmuwan....Tapi menjadi dokter, engineer, hakim, ekonom, atau presiden yang hafal al-Qur'an, itu yang LUAR BIASA....!! b^^d
salam
~hw~
![lintasberita](http://www.lintasberita.com/buttons_lb/lintasberita-100x20.gif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar