Jumat, 27 Juni 2014

Di Balik Sebuah Senyum :)

Luar biasa Cak Nun pernah mengatakan bangsa Indonesia ini merupakan bangsa yang kuat dan tegar! Bangsa ini telah kenyang dengan berbagai masalah rumit. Setelah mengalami penjajahan 3,5 abad, dilanjutkan masa orde lama penuh perjuangan, diberi bencana ekonomi, bahkan hingga sekarang banyak aset bangsa dikuasai asing dan masyarakat malah terpecah belah karena pemilihan presiden, sehingga beberapa orang berpendapat Indonesia belum benar-benar merdeka. Namun yang menarik, di balik semua permasalahan rumit tersebut, tidak pernah kita merasa sulit menemukan senyum tulus orang-orang di sekitar kita. Bangsa kita bukan bangsa yang mudah kehilangan ikhlasnya senyum karena musibah.

Kita bisa menyimpulkan dengan mudah bahwa senyum itu tidak selalu melambangkan kebahagiaan. Titik Puspa juga bertutur bahwa kupu-kupu malam yang legendaris itu pun kadang menangis di dalam.senyuman. Tidak jarang pula aku temukan orang-orang yang selalu menampakkan senyum sebenarnya merupakan yang paling banyak cobaan dan musibah dibandingkan orang-orang di sekitarnya. Mereka tentu memiliki sejuta alasan untuk jatuh dan merengut, namun mereka tetap memilih tersenyum apapun keadaannya.

Aku kagum dengan orang-orang ini. Memang menurut penelitian otot yang digunakan untuk tersenyum lebih sedikit dibandingkan untuk cemberut sehingga tenaga fisik yang dibutuhkan hanya sedikit, namun ketahuilah kawan, tenaga hati untuk tersenyum tulus dalam segala keadaan merupakan hal besar yang tidak segala orang memiliki. Pastilah ada kekuatan luar biasa di balik senyuman itu.

Hingga akhirnya aku ketahui sedikit rahasia mereka. Pengalaman pahit para ahli.senyum ini terlampau sakit mereka rasakan selama ini. Mereka sadar, akan lebih menyakitkan jika orang lain, lebih-lebih orang-orang di sekitar mereka, turut merasakan pahitnya.

Ya,
Senyuman itu muncul bukan hanya karena kebahagiaan, namun juga keinginan untuk membahagiakan orang lain. :)

20.28

Yang selalu menyayangimu :*
~hw

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 29 Mei 2014

Kesunyian, Teman Terbaik

Siapakah teman terbaik itu?

Allah, tidak perlu kau tanyakan. Allah selalu ada kapanpun kau butuhkan. Dia tidak pernah menjauh selama kau selalu ingat kepadanya. Jagalah Dia selalu di hati, pikiran, dan lisanmu. Hadirkan Dia di setiap amal perbuatanmu. Allah selalu senang menemanimu.

Siapa lagikah?

 Al-Qur'an. Karena dialah yang akan selalu membuatmu dekat kepada Allah. Hanya cukup kau baca. Mudah bukan? Jika bacaanmu bagus, Allah tambahkan teman luar biasa untukmu di surga nanti. Tak main-main, ada Rasulullah Muhammad, Malaikat, dan orang-orang mulia menghias hari-harimu di surga kelak. Jagalah ia dalam hafalanmu. Lantunkan ia dengan bacaan tartilmu. Al-Qur'an akan selalu setia menaungimu di saat-saat terberat, sampai yaumul hisab kelak.

 Siapakah lagi?

Kesunyian. Ketika tiada lagi orang menemani, dan tak ada satupun yang menolong, kesunyian akan membuka hati dan pikirmu. Ia akan membawamu merenungi takdir Allah yang kau jalani, membiarkanmu menangis bersujud berserah diri kepada Allah. Hingga kuatlah dirimu dengan izin-Nya, kokohlah pundakmu dengan hidayah-Nya, dan mekarlah senyummu dengan kasih sayang-Nya. Carilah kesunyian di tempat yang mengingatkanmu atas kebesarannya. Ketika tiada teman di samping, kesunyian akan membawamu kepada teman abadi, Allah Sang Pemelihara.

 20.57
 Graha Saba Pramana

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 20 Februari 2014

Bermimpilah, & berusahalah... !!

“Wahai anakku ! Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak ciptaan – ciptaanNya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal – kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu, & kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan”.(Ali Bin Abi Thalib. Ra.)

Apa yang terfikir dibenak kita setelah kita membaca bait tulisan di atas kawan ?

hhmmm,,,jika aku berfikir, kata pertama yang ingin aku ucapkan adalah ‘mimpi’. Yah mimpi, semua itu berawal dari mimpi. Bermimpi mengelilingi dunia, berkunjung dari satu ke tempat yang lain untuk belajar, menambah pengalaman, bersyukur, bahkan, memperdalam khasanah ilmu dalam sejarah Islam dengan melihat secara nyata warisan peninggalan Islam sehingga menggugah kebanggaan & kecintaanku dengan Islam. Kata kedua adalah ‘berusaha’ , berusaha untuk meraih & menggenggam mimpi-mimpi itu dari sekarang. Dan kata terakhir adalah ‘optimis’, sebab dengan keoptimisan apa yang kita usahakan akan terasa ringan kita jalani, apalagi jika kita tau dan faham dengan makna kutipan di bawah ini,,

“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)

BERMIMPILAH, & BERUSAHALAH………………. !!!

Mimpiku,,,,!! :)

Mimpiku setelah aku selesai kuliah ini nanti, aku ingin memperdalam keahlian bahasaku, mencoba untuk terus membaca & membaca tentang sejarah Islam. Sehingga ketika suatu saat nanti aku ada rizqi untuk mengelilingi dunia, perjalanan yang akan aku lalui nantinya akan semakin bermanfaat dan berkesan. Sebab, Hakikat sebuah perjalanan bukanlah sekedar menikmati keindahan dari satu tempat ke tempat yang lain. Bukan sekedar mengagumi dan menemukan tempat – tempat unik di suatu daerah dengan biaya semurah-murahnya. Namun makna sebuah perjalanan harus lebih besar daripada itu. Bagaimana perjalanan tersebut harus bisa membawa naik kederajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. Sebagaimana yang dicontohkan oleh perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.(Hanum Rais).

Bisa berkunjung dan mengunjungi kota Mekkah-Ka’bah, Masjidil-Haram, Masjid Nabawi, Jabal Nur, Masjidil-Aqsha, Masjid Quba, Katedral Mezquita, Hagia Shopia, Istana Al-hambra, Istanbul-Turki, Dinding ratapan palestina adalah mimpiku. & mimpiku yang tak sekedar menjadi mimpiku seorang,,,^_^

Lalu, apa yang menjadi mimpimu kawan ? :D

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 09 November 2013

ANEMIA DI NEGERI SENDIRI


Bergeraklah !!!
Jangan diam saja,
Lihatlah mentari sudah berlari sejak tadi ??
Majulah !!
Jangan berdiri saja,
Lihatlah air telah sampai ke hulu ??

Berjalanlah !!!
Jangan duduk saja,
Lihatlah siang telah menghantarkan senja ??
Banyak yang menunggumu di sana,
Banyak yang membutuhkanmu di sana,

Apakah kamu terlupa pesan-pesan kakekmu itu,
Kakek yang pandai main gangsing ketika kecilnya,
Kakek yang pandai main layang-layang, bahkan terampil membatik
Kakek yang benci animisme dan dinamisme
Seharusnya kau mengingat itu..

Kau jangan salah paham…
Bukan maksudku menyuruhmu taklid buta,
Menyampingkan nabi Muhammad SAW sebagai teladanmu
Tapi setidaknya kau dapat merenung
Tak malukah kamu ???
Mengaku cucu nya sementara kamu melupakan gerakan yang didirikannya ??

Ahmad Dahlan itu nama kakekmu ?
Atau…..jangan-jangan kau lupa Dia siapa, ?
Sehingga kamu menderita seperti sekarang ini ?!

Penderitaanmu amat sulit ku mengerti,
Kau diam ketika melihat bangsa lain menjajah gerakan kakekmu
Kau pura-pura tak melihat ketika penjajah merampok uang gerakanmu
Parahnya, kau hanya diam ketika ahli TBC memimpin gerakanmu

Mau jadi apa??!
Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ini ?
Jika kau yang kader dan cucu Ahmad Dahlan saja, Bengong tanpa kata !!
Atau kau sengaja membiarkan gerakan kakekmu Sakaratul Maut perlahan..???

Lihat saja,
Banyak amal usahamu yang dihuni ahli-ahli bid’ah,
Dihuni penganut Nyi loro kidul, Semar Mesem, Buto Ijo !
Ah,,Islamnya saja bukan Qur’an Hadist yang dijadikan pedoman
Tapi agak dicampur dengan resep dari Primbon
Parah…parah..memang !
Bayangkan, kader saja manut dengan ahli TBC yang nongkrong di amal usaha

Oh…kasian nasib Mbah,
Susah payah mendirikan gerakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Sementara kader, simpatisan ribut menghitung keuntungan.

Karya : Ismawati, S. Pd.
(
Cabang Muhammadiyah Sipirok, Sumatera Utara)

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 10 Oktober 2013

Secercah Mutiara

Terkadang,,
ada saat dimana kita harus sendiri. mesti membuat hati menangis...
tidak ada pilihan lain selain tegar, sebab keadaan memaksa diri kita untuk kuat, mesti sbenarnya kita merasa tak mampu...

Biarlah perputaran waktu yang akan menguji sebuah ketulusan, sebuah kesungguhan, sebuah kejujuran, sebuah keterbukaan.....

Air mata boleh mengalir, hati boleh bersedih, tetapi lisan hanya boleh mengucapkan apa yang membuat Allah ridho..

tetaplah dalam prasangka baik, karena itu wujud sebuah kepercayaan...

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
Aamiin..

by : Lutfi Kusuma Dewi :)))

[+/-] Selengkapnya...