Segala
Sesuatu Yang Ada Di Bumi Ini Tidak Ada Yang Terjadi Segala Tiba-Tiba.
Artinya segala sesuatu pasti ada sejarahnya. Kalau Al Qur’an kita kenal
dengan Asbabun Nuzul artinya latar belakang yang menyebabkan suatu ayat
atau surah Al-Quran itu turun. Kalau dalam Hadist, ada yang disebut
dengan Asbabun wurud, artinya latar belakang mengapa hadist itu ada.
Jadi segala sesuatu pasti ada sebabnya.
Temasuk dalam hal
ini adalah shalat tahajud. Shalat tahajud memiliki latar belakang
tersendiri., mengapa harus dilaksanakan. Shalat tahajud pertama kali di
syariatkan setelah Nabi Muhammad mendapat wahyu pertama di Gua Hira.
Nabi dinyatakan oleh Allah dalam surah Al-Muzzammil (yang berselimut) yang diturunkan ketika Nabi SAW menggeletar dalam selimut setelah beliau mendapat wahyu yang pertama.
Menurut
salah seorang ulama di Malaysia, Ustad Abdyl Aziz Che Kob, pada
awalnya shalat tahajud hukumnya fardhu kepada Nabi. Namun setelah turun
ayat kedua di surah yang sama (kira-kira satu tahun setelah turunnya
ayat pertama), Allah menjelaskan bahwa shalat tahajud adalah sunnah dan
afdalnya ditunaikan pada sepertiga malam. Walaupun hukumya sunnah
tetapi Nabi menganggapnya sebagai suatu kewajiban dan beliaupun tidak
pernah meninggalkannya.
Kekuatan Shalat Tahanud juga telah
terbukti dapat memberikan kekuatan fisik dan menjadi penentu dalam
melakukan peperangan. Diceritakan dalam sebuah hadis, bawasannya
Khalifah Umar r.a memiliki tanda tanya besar, mengapa perang yang sudah
dilakukan selama satu minggu melawan kaum musyrikin belum juga
berakhir, dan tentara islam belum juga memenangkannya? Masalah itu
membuat Khalifah Umar kebingungan, sebab biasanya islam tidak perlu
menunggu waktu yang begitu lama untuk mengalahkan musuh.
Pada
suatu malam Khalifah Umar melewati kemah-kemah tentara islam yang
sedang khusyuk shalat tahajud, tetapi sebagian penghuninya sedang
ternyenyak tidur. Pada keesokan harinya, Khalifah Umar membuat
keputusan yang sangat mengejutkan. Beliau menyingkirkan semua penghuni
kemah yang tidak tahajud dari arena perang. Sebab, menurut Khalifah
Umar, mereka tidak mempunyai kekuatan Rohani. Akhirnya jumlah tentara
islam semakin sedikit. Tidak lama kemudian tentara islam menang dalam
peperangan itu.
Bahkan dalam cerita yang lain disebutkan
bahwa salah satu faktor panglima Islam terkenal yaitu Sallehuddin
Al-Ayubi merebut kembali Istanbul adalah karena beliau mengambil
panglima-panglima perang yang suka melaksanakan shalat tahajud.
Itulah
bebrapa cerita yang menjelaskan tentang kekuatan shalat tahajud. Ada
dua hal penting yang dapat kita ambil dari sejarah tersebut.
Pertama, bahwa sejarah tentang tahajud sangat terkait erat dengan tuntutan
waktu itu dengan shalat tahajud kemudian beberapa persoalan dapat
terjawab. Shalat tahajut memang bukan persoalan ritual semata, tetapi
dengan shalat ini akan meringankan beban hidup seseorang dengan bantuan
Allah.
Kedua, pada dasarnya shalat tahajud ini tidak biasa
dilakukan oleh orang kebanyakan. Namun jika amalan itu dilakukan secara
kontinyu, ibadah tahajud akan terasa sangat ringan dan menyenangkan.
Jadi
bagi kita, shalat tahajud memang sangat penting. Yang pertama harus
dilakukan adalah kita terbiasa bangun malam, itulah kuncinya. Setelah
itu kita dapat mengerjakan shalat tahajud. Jangan sampai kita
menganggap shalat tahajud sebagai sesuatu yang berat. Yang menjadi
keberhasilan shalat tahajud adalah keikhlasan dan kesungguhan dalam
melaksanakannya.
Rasulullah melaksanakan tahajud karena
perintah Allah. Walaupun bukan kewajiban beliau selalu melaksanakannya,
artinya beliau tidak pernah meninggalkannya. Rasulullah melaksanakan
tahajud bukan karena hal-hal yang lain diluar ibadah.
Waktu
shalat tahajud adalah waktu yang sangat makbul untuk berdoa. Karena
itu berdoalah sebanyak mungkin setelah selesai shalat Tahajud. Apapun yang kita minta,Allah akan mengabulkannya. Asalkan permintaan itu
mengandung kebajikan dan bermanfaat bagi kita atau orang lain. Kita
menghadapi masalah atau kesulitan, maka mintalah kepada Allah untuk
keluar dari masalah maka insya Allah akan terkabul.
Tidak
ada keinginan manusia yang paling tinggi selain keselamatan dunia dan
akhirat, maka mintalah hal itu setiap akhir shalat tahajud. Kita juga
ingin selalu dimudahkan segala urusan, maka mintalah setelah shalat
tahajud. Semuanya insya Allah akan terkabul. Amin…
“Hai
orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam
hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah
dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah
Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)
Firman
Allah swt di atas telah memerintahkan dengan jelas kepada Rasulullah
saw yang tengah tidur untuk melakukan sholat malam atau sholat tahajud.
Dan perintah yang diberikan kepada Rasulullah saw tersebut bukanlah
perintah yang dikhususkan hanya kepada beliau saja, melainkan juga
kepada seluruh umat beliau. Namun pada kenyataannya, betapa sedikit
sekali umat muslim yang dapat berdiri dan mengistiqomahkan sholat
tahajud ini.
Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar
ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada
Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya
(mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Sholat
tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah swt yang
paling efektif. Karena sholat tahajud dilakukan manakala kebanyakan
makhluk Allah swt sedang tertidur lelap. Masa yang penuh dengan
kesunyian dan ketenangan akan membantu kita untuk lebih khusyuk
bermunajat kepada Allah. Seorang muslim yang senantiasa mendawamkan
sholat tahajud, insya Allah akan selalu dicintai oleh Allah swt. Barang
siapa mendawamkan sholat tahajud maka Allah swt akan menjaminnya dengan
kehidupan di syurga kelak.
Dari Abdullah bin Salam,
Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah
makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan
masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)
Rasulullah
saw telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam
karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri
kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari
dosa.” (HR. Ahmad)
Allah swt akan senantiasa memberikan
kemuliaan kepada umatnya yang khusyuk dan kontinyu dalam mengamalkan
sholat sunnah tahajud. Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat
Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad,
hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah
semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau,
pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan
melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak
minta tolong orang lain.’”
Rasululah saw bersabda,
“Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat.
Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan
tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu
masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk
diperiksa.”
Setelah melihat hebatnya kedudukan dan
keutamaan mendawamkan sholat tahajud di atas, maka sudah sepatutnyalah
bagi kita semua untuk senantiasa berlomba-lomba mendapatkan fadhilah
dari sholat tahajud tersebut.
Rasulullah saw telah bersabda di
dalam haditsnya yang artinya, "Sesungguhnya amal perbuatan itu harus
dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya." (Muttafaq
Alaih)
Untuk itulah mari kita kuatkan dan luruskan niat
kita untuk senantiasa menegakkan dan mendawamkan sholat tahajud dengan
ikhlas agar kita mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah swt. Amin
Kisah Ahli Tahajud : Kisah Pedang Malam Al Fatih (Sang Pembuka)
Islam
menaklukkan eropa, dipimpin oleh seorang pemuda yang sangat saleh,
berusia 21 tahun. Namnya Muhammad Al Fatih kesuksesan hidup ia raih,
dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Al Fatih berkat
keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Umurnya muda remaja
semerbak wangi, 21 tahun. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam
menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. Kota
ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih
sayang islam di bumi eropa.
Jika saudara bertanya
siapakah yang berjasa sehingga kini benih islam tumbuh di jantung
eropa, seperti Bosnia Herzegovina, misalnya? Jawabanya, sejarah tak
pernah melupakan jasa orang orang turki yang gagah berani. Diantaranya
Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun.
Apa rahasia
dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat
shalat malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rosululloh SAW menegakkan
shalat tahajud sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau
Rosululloh SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau
tinggalkan dalam setiap perjuanganya.
Jika sudara
bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar
yang megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak
aneh. Bukankah sahabat Rosululloh SAW bernama Usamah juga menjadi
panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi prajuritnya
adalah Umar bin Khatab sahabat besar Rosululloh SAW. Ini menunjukkan
betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu
ukuran yang dipertimbangkan Rosululloh SAW ketika menetapkan Usamah
memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power Romawi?
Bukankah
dalam usia belasan tahun Usamah bin Ladin bergabung dengan Mujahidin
Afganistan melawan super power Rusia. Bukankah dalam usia 17 tahun
Ibnul Khatab, warga saudi arabia, (sebelum akhirnya menjadi komandan
lapangan di ladang jihad Chechnya, dan menggapai syahid dalam usia 35
tahun April 2002) menerjunkan diri dengan teguh hati ke medan jihad
Afghanistan dan mengurungkan niatnya melanjutkan kuliah di Universitas
terkemuka di Amerika.
Namun Sang Pedang Malam, orang asia
bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power Romawi pada 1453,
agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail.
Beliau selau kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah
SWT. Beliau selalu taqorrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, The Big
Boss of Universe.
Sejak kecil Muhammad Al Fatih dididik
oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki
kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun
menggantikan sang ayah.
Bagaimana sifat Muhammad Al Fatih
sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat
efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya
tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat
keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang
luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat
menonjol.”
Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh.
Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat
yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau
selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan
rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan
kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.
Qiyamul
lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam
mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang
selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap
malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari
pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru
berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng
Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah
Konstantinopel.
Suatu hari timbul soal ketika pasukan
islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu.
“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak
ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak
berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri.
Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja,
sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan
shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci
Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri.
Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih
sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang
meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat
fardhu. Luar biasa…..!!!!!!
Lalu Muhammad Al Fatih kembali
bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari
ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib?kalau ada yang pernah
meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian
lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang
teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib,
dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang
pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka
sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al
Fatih.
Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan
pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa
diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah
meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah
meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang
terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat
dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!!”Hanya ada seorang saja
yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???dialah, Sultan Muhammad Al
Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel.
Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya
Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam
sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.
Sejak
abad kedelapan sahabat Rosululloh berusaha merebut benteng ini. Salah
satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad
kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al
Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka)
yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau
adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam
shalat tahajudnya.
Itulah sebuah kisah sejarah yang
sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah Pedang
Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah
sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru
berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting
untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian
hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun
di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al
Fatih yang amat begitu luar biasa.
Maa syaaAllah, Luar biasa……Sultan Muhammad Al Fatih (Sang Pembuka)……!!!!
Tambahan dari saya:
Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang
menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di
bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal
Al-Musnad 4/335].
Sejarah Sholat
"Dirikanlah
sholat, sungguh ini merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi
orang-orang yang beriman" (Qs. 4 an-nisaa’ :103- 104)
"Hai
orang-orang yang beriman, Ruku’ dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu ;
Berbuatlah kebaikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan" (Qs. 22
al-hajj : 77)
Istilah Sholat berasal dari kata kerja Shalaah (yang
menyatakan suatu perbuatan) dan orang yang melakukannya disebut
Mushallin, sementara pusat tempat melakukannya disebut Musholla.
"Kecuali bagi orang yang mushollin (yang mengerjakan sholat)" (Qs. 70 al-Ma’arij : 22)
"Jadikanlah sebagian dari maqam Ibrahim itu musholla (tempat sholat)" (Qs. 2 al-Baqarah: 125)
Sholat
merupakan suatu perbuatan memuliakan Allah yang menjadi suatu tanda
syukur kaum muslimin sebagai seorang hamba dengan gerakan dan bacaan
yang telah diatur khusus oleh Nabi Muhammad Saw yang tidak boleh
dirubah kecuali ada ketentuan-ketentuan yang memang
memperbolehkannya[1]. Perintah sholat sendiri sudah harus
diperkenalkan sejak dini kepada generasi muda Islam agar kelak
dikemudian hari mereka tidak lagi merasa canggung, malu atau malah
tidak bisa melakukannya.
Dari Amer bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, berkata :
"Rasulullah
Saw bersabda: ‘Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat disaat
mereka berumur 7 tahun dan pukullah mereka jika tidak mengerjakannya
saat mereka berumur 10 tahun’" (Hadis Riwayat Ahmad dan Abu Daud)
"Perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat ; dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya" (Qs. 20 thaahaa: 132)
Dari
Hadis kita mendapati bahwa mendirikan sholat sudah ditekankan mulai
umur 7 tahun dan bila sampai usia 10 tahun belum juga melaksanakannya
maka kita seyogyanya mulai diberi penegasan berupa pukulan sampai
mereka mau mendirikannya. ; Tentu pukulan yang dimaksud disini tidak
dengan tujuan menyakiti apalagi sampai pada tingkat penganiayaan,
namun sekedar memberi pengajaran dan peringatan agar mau dan tidak
malas untuk sholat. Bukankah secara paradoks siksa Allah jauh lebih
keras dari sekedar pukulan yang kita berikan dalam rangka menyayangi
anak-anak kita dan menghindarkan mereka dari azab Allah ?
"Jagalah
dirimu dari hari dimana seseorang tidak dapat membela orang lain
walau sedikitpun dan hari tidak diterima permintaan maaf serta tidak
ada tebusan baginya dan tidaklah mereka akan ditolong" (Qs. 2
al-Baqarah : 48)
Namun al-Quran juga disatu sisi tidak menjelaskan
secara detil sejak kapan dan bagaimana teknis pelaksanaan Sholat yang
diperintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Meski demikian al-Quran secara
tegas menyatakan bahwa Sholat sudah dilakukan oleh umat-umat
sebelumnya, seperti perintah Sholat kepada Nabi Ibrahim dan anak
cucunya[2], kepada Nabi Syu’aib[3], kepada Nabi Musa[4] dan kepada
Nabi Isa al-Masih[5]. Pernyataan al-Qur’an tersebut dibenarkan oleh
cerita-cerita yang ada dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
yang mengisahkan tata cara beribadah para Nabi sebelum Muhammad yaitu
ada berdiri, ruku dan sujud yang jika dirangkai maka menjadi Sholat
seperti Sholatnya umat Islam.
"Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah" (Perjanjian Lama – Kitab Keluaran 34:8)
"Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita." (Perjanjian Lama – Kitab Mazmur 95:6)
"Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah-Perjanjian Lama" (Kitab Yosua 5:14)
"Tetapi
Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah,
dengan mukanya di antara kedua lututnya" (Perjanjian Lama – Kitab I
Raja-raja 18:42)
"Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke
pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN
kepada mereka.- Perjanjian Lama – Kitab Bilangan 20:6
Kemudian ia
menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya lalu
ia berlutut dan berdoa" (Perjanjian Baru - Injil Lukas 22:41)
"Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa" (Perjanjian Baru – Injil Markus 14:35)
Dari
kenyataan ini, maka jelas bagi umat Islam bahwa Sholat sudah menjadi
suatu tradisi dan ajaran yang baku bagi semua Nabi dan Rasul Allah
sepanjang jaman, sebagaimana firman-Nya :
"Sebagai ketentuan Allah
yang telah berlaku sejak dahulu, Kamu sekalipun tidak akan menemukan
perubahan Bagi ketentuan ALLAH itu" (Qs. 48 al-fath: 23)
Kisah
perjalanan Nabi Muhammad mengarungi angkasa raya yang disebut dengan
istilah Isra’ dan Mi’raj yang menceritakan awal diperintahkannya
Sholat kepada Nabi Muhammad sebagaimana terdapat dalam beberapa hadis
yang dianggap shahih atau valid oleh sejumlah ulama secara logika
justru mengandung banyak ketidaksesuaian dengan fakta sejarah dan
ayat-ayat al-Quran sendiri.
Menurut hadis, Isra’ dan Mi’raj
terjadi sewaktu Khadijah, istri pertama Rasulullah wafat, dimana
peristiwa ini justru menjadi salah satu hiburan bagi Nabi yang baru
ditinggalkan oleh sang istri tercinta dan juga paman beliau, Abu Thalib
dimana tahun ini disebut dengan tahun duka cita atau aamul ilzan[6].
Sementara
sejarah juga mengatakan bahwa jauh sebelum terjadinya Isra’ dan
Mi’raj, Nabi Muhammad dipercaya telah melakukan Sholat berjemaah
dengan Khadijjah sebagaimana yang pernah dilihat dan ditanyakan oleh
Ali bin abu Thalib yang kala itu masih remaja[7].
Perintah awal
sholat wajib dilaksanakan, adalah sholat tahajud atau sholat malam.
Kemudian ditambahkan kewajiban sholat siang hari. Jadi ada dua waktu
yang wajib dilaksanakan, yaitu sholat malam dan sholat siang hari.
Kemudian berturut-turut sholat Fajar (Shubuh), Sholat turunnya
Matahari (Ashar), Sholat antara siang dan malam (Maghrib). Lengkaplah
lima, yang kesemuanya dilakukan dua roka`at-dua roka`at kecuali
Maghrib yang memang tiga roka`at. Pada waktu itu, barulah sholat Lail
berubah dari wajib menjadi Sunnah. Maka setelah sholat wajib 5 waktu,
sholat yang utama adalah sholat LAIL atau sholat Malam.
Keterangan-keterangan bisa anda peroleh dari orang-orang yang ahli
tarikh Nabi dan ahli Asbabun Nuzul. Kemudian terjadilah peristiwa
Isro` Mi`roj di tahun ke 12 kenabian.
Maka kita semua ingat satu
keterangan hadits, bahwa Nabi naik bertemu dengan Alloh, kemudian
mendapat perintah sholat 50 roka`at, turun bertemu dengan Nabi
Ibrohim, disarankan, Naik lagi, minta keringanan terus seperti itu,
Alloh menurunkan kewajiban menjadi 25 roka`at, Nabi Muhammad turun
lagi bertemu Nabi Isa, Naik lagi usul lagi minta keringanan dan
seterusnya sampai akhirnya tinggal 17 rokaat, yaitu 5 waktu.
Mayoritas ulama beranggapan ini adalah hadits sokheh. Apalagi hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Maka bagi ahli hikmah, timbullah
pertanyaan, Apakah benar karakter Nabi Muhammad seperti itu?
Mendapatkan perintah Alloh, tidak sami`na wa atho`na? Tapi usul terus
usul, minta keringanan kewajiban? Benarkah karakter Nabi Muhammad
seperti itu?
Hal ini bertentangan dengan keterangan yang ada di
Qur`an dan hadits yang lain, bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang
taat sekali pada Alloh. SAMI`NA WA`ATHO`NA.
Menurut pendapat para ahli tasawuf, pendapat ahli hikmah, bahwa keterangan
Hadits tersebut adalah tidak benar. Pada waktu peristiwa Isro` Mi`roj
inilah mayoritas ulama berpendapat bahwa perintah sholat lima waktu
itu baru diperoleh Nabi Muhammad di sini. Ahli hikmah berpendapat,
bahwa perintah sholat itu sudah lama, hanya saja, penegasan masalah
sholat lima waktu, dan jumlah roka`atnya, adalah saat peristiwa Isro`
Mi`roj ini. Hal ini di dasarkan dalam keterangan-keterangan lain,
Qola Rosululloh SAW: “Awwalu maa iftarodlollohu ta`ala `alaa Ummati
Ash sholawaatul Khomsi”
Rosululloh bersabda: “Awalnya sesuatu yang difardlukan Alloh Ta`ala atas ummatku ialah Sholat Lima.
Qola Rosululloh SAW: “Wa awwalu maa Yurfa`u min a`maalihim ash shalawaatul Khomsi”
Bersabda Rosululloh SAW: “Dan awalnya sesuatu yang dinaikkan dari amal-amal mereka ialah Sholat Fardlu Lima”.
Logikanya
perintah Sholat telah diterima oleh Nabi Muhammad bukan saat beliau
Isra’ dan Mi’raj namun jauh sebelum itu, apalagi secara obyektif ayat
al-Qur’an yang menceritakan mengenai peristiwa Mi’raj sama sekali tidak
menyinggung tentang adanya pemberian perintah Sholat kepada Nabi.[8] ;
Pada kedua surah tersebut hanya menekankan cerita perjalanan Nabi
tersebut dalam rangka menunjukkan sebagian dari kebesaran Allah dialam
semesta sekaligus merupakan kali kedua bagi Nabi melihat wujud asli
dari malaikat Jibril setelah sebelumnya pernah beliau saksikan saat
pertama mendapat wahyu di gua Hira.
Selain itu, diluar hadis
Isra’ dan Mi’raj yang menggambarkan Nabi memperoleh perintah Sholat
pada peristiwa tersebut, Imam Muslim dalam musnadnya ada meriwayatkan
sebuah hadis lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan cerita
Mi’raj namun disana menjelaskan bagaimana Nabi mempelajari Sholat dari
malaikat Jibril.
Dari Abu Mas’ud r.a. katanya : Rasulullah Saw
bersabda : turun Jibril, lalu dia menjadi imam bagiku Dan aku sholat
bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya, lalu aku sholat bersamanya
dan aku sholat bersamanya dan aku sholat bersamanya Nabi menghitung
dengan lima anak jarinya – Hadis Riwayat Muslim[9]
Jika demikian
adanya, bagaimana dengan kebenaran hadis yang dipercaya oleh banyak
orang bahwa perintah Sholat baru diperoleh Nabi sewaktu isra’ dan
mi’raj ?
Mungkin kedengarannya ekstrim, tetapi meragukan atau
malah menolak keabsahan validitas hadis-hadis tersebut bukanlah
perbuatan yang tercela apalagi berdosa, dalam hal ini kita tidak
menolak dengan tanpa dasar yang jelas, para perawi hadis tetaplah
manusia biasa seperti kita adanya, mereka juga bisa salah baik
disengaja apalagi yang tanpa mereka sengaja atau sadari, adalah
kewajiban kita untuk melakukan koreksi jika mendapatkan kesalahan pada
riwayat hadis yang mereka lakukan tentunya dengan tetap menjaga
kehormatannya dan berharap semoga Allah mengampuni kesalahannya.
Beberapa
kejanggalan variasi cerita Isra’ dan Mi’raj diantaranya sebut saja
kisah Nabi Muhammad dan Buraq ketika berhenti di Baitul maqdis dan
melakukan sholat berjemaah didalam masjidil aqsha bersama arwah para
Nabi sebelumnya, padahal sejarah mencatat bahwa masjid al-aqsha baru
dibangun pada masa pemerintahan Khalifah umar bin khatab tahun 637
masehi saat penyerbuannya ke Palestina yang mana notabene saat itu
Nabi Muhammad sendiri sudah cukup lama wafat, beliau wafat tahun 632
masehi.
Cerita sholatnya Nabi Muhammad dan para arwah inipun
patut mengundang pertanyaan, sebab Nabi sudah melakukan sholat
(menurut hadis itu malah raka’atnya berjumlah 2) sehingga pernyataan
Nabi menerima perintah Sholat saat Mi’raj sudah bertentangan padahal
kisah ini terjadi detik-detik sebelum mi’raj itu sendiri.
Belum
lagi cerita sholatnya para arwah Nabi pun rasanya tidak bisa kita
terima dengan akal yang logis, masa kehidupan mereka telah berakhir
sebelum kelahiran Nabi Muhammad dan mereka sendiri sudah menunaikan
kewajiban masing-masing selaku Rasul Allah kepada umatnya, perlu apa
lagi mereka yang jasadnya sudah terkubur didalam tanah itu melakukan
sholat ?
Setelah selesai sholat berjemaah, lalu satu persatu para
arwah Nabi dan Rasul itu memberi kata sambutannya … sungguh suatu hal
yang terlalu mengada-ada, karena jumlah mereka ada ribuan yang
berasal dari berbagai daerah dibelahan dunia ini, baik yang namanya
tercantum dalam al-Quran ataupun tidak[10], berapa lama waktu yang
habis diperlukan untuk mengadakan kata sambutan masing-masing para
arwah ini ?
Jika dimaksudkan agar semua Nabi dan Rasul itu
bertemu dan bersaksi mengenai kebenaran Muhammad, ini dibantah oleh
al-Quran sendiri yang menyatakan bahwa pada masa kehidupan mereka dan
pengangkatan mereka selaku Nabi dan Rasul, Allah telah mengambil
perjanjian dari mereka mengenai akan datangnya seorang Rasul yang
membenarkan ajaran mereka sebelumnya lalu terdapat perintah tersirat
agar mereka menyampaikan kepada umatnya masing-masing.
Dan ketika Allah mengambil perjanjian terhadap para Nabi :
"Jika
datang kepadamu Kitab dan Hikmah, lalu datang kepada kamu seorang
Rasul yang membenarkan apa-apa yang ada tentang diri kamu, hendaklah
kamu imani ia secara sebenarnya. Dia bertanya, 'Sudahkah kalian
menyanggupi dan menerima perjanjian-Ku tersebut ?’. Mereka menjawab, ‘Kami menyanggupinya !’. Dia berkata, 'Saksikanlah ! dan Aku
bersama kamu adalah dari golongan mereka yang menyaksikan !'"(Qs. 3
ali imron: 81)
Puncak kemustahilan cerita dari hadis-hadis mi’raj
adalah saat Nabi Muhammad diberitakan telah bolak balik dari Allah ke
arwah Nabi Musa untuk penawaran jumlah sholat yang semula 50 kali
menjadi 5 kali dalam sehari semalam, apakah sedemikian bodohnya Nabi
Muhammad itu sehingga dia harus diberi saran berkali-kali oleh arwah
Nabi Musa agar mau meminta keringanan kepada ALLAH sampai 9 kali
pulang pergi ?
Tidakkah kekurang ajaran arwah Nabi Musa dalam
cerita tersebut dengan menganggap Allah juga tidak mengerti akan
kelemahan dan keterbatasan umat Nabi Muhammad sebab tanpa dipikir dulu
telah memberi beban kewajiban yang pasti tidak mampu dikerjakan oleh
mereka sehingga arwah Nabi Musa itu harus turut campur memberi
peringatan kepada Allah dan Nabi Muhammad lebih dari sekali saja
sebagai suatu indikasi israiliyat (hadis buatan orang-orang Israel
atau Yahudi yang sengaja dibuat untuk tetap memuliakan Nabi Musa
diatas yang lain) ?
Apakah hadis-hadis yang demikian ini masih
akan diterima dan dipertahankan hanya untuk mempertahankan dalil
turunnya perintah Sholat, sementara al-Qur’an sendiri yang nilai
kebenarannya sangat pasti justru tidak berbicara apa-apa tentang hal
tersebut ?
Tidak diragukan bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan
Isra’ dan Mi’raj karena hal ini ada didalam al-Quran dan bisa
dianalisa secara ilmiah, tidak perlu diragukan pula bahwa Sholat
merupakan salah satu kewajiban utama seorang muslim sebab inipun
banyak sekali ayatnya didalam al-Quran dan hadis-hadis lain, bahkan
sholat merupakan tradisi yang diwariskan oleh semua Nabi dan Rasul
dalam semua jamannya. Hanya saja itu tidak berarti kaum muslimin bisa
menerima semua riwayat hadis yang isinya secara jelas mempunyai
pertentangan dengan al-Quran dan logika, sehingga akhirnya hanya akan
menyerahkan akal pada kebodohan berpikir, padahal Allah sendiri
mewajibkan manusia untuk berpikir dan berdzikir didalam membaca
ayat-ayat-Nya.
footnote:
[1] Misalnya jika sakit boleh sholat dengan cara duduk, berbaring hingga hanya dengan kedipan mata saja
[2] Lihat surah 21 al-anbiya ayat 73 dan surah 19 Maryam ayat 55
[3] Lihat surah 11 Huud ayat 87
[4] Lihat surah 20 Thaahaa ayat 14
[5] Lihat surah 19 Maryam ayat 31
[6] Drs. Abu Ahmadi, Mutiara isra’ mi’raj, Penerbit Bumi Aksara, hal. 27
[7] Muhammad Husain Haekal , Sejarah Hidup Muhammad, edisi besar, Penerbit Litera antarNusa, 1998, hal. 87 – 88
[8] Lihat surah 17 al-israa ayat 1 dan surah 53 an-najm ayat 13 s/d 18
[9]
Fachruddin HS, Terjemah Hadits Shahih Muslim III, Bagian ke-26, Waktu
Sembahyang Fardu dan Kiblat, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1979,
hal. 170
[10] lihat surah 40 al-mu’min: 78 dan surah. 17 al-israa’: 15
</span>
![lintasberita](http://www.lintasberita.com/buttons_lb/lintasberita-100x20.gif)
Assalamu’alaikum, berikut artikel terkait yang saya tulis. 40 Manfaat dan Keutamaan Sholat Tahajud.
BalasHapushttp://maryam-qonita.blogspot.co.id/2018/03/manfaat-keutamaan-sholat-tahajud.html
Semoga berkenan untuk saling berkunjung dan melengkapi. Boleh juga bertukar link di blog saya, terimakasih :D
Mashaa Allah Alhamdulillah Terimakasih banyak Kak merupakan suatu insight luar biasa, kesehatan dan kebahagiaan dari Allah menyertai kakk🙏
BalasHapus