Jumat, 16 Maret 2012

Sejarah Shalat Tahajud

Segala Sesuatu Yang Ada Di Bumi Ini Tidak Ada Yang Terjadi Segala Tiba-Tiba. Artinya segala sesuatu pasti ada sejarahnya. Kalau Al Qur’an kita kenal dengan Asbabun Nuzul artinya latar belakang yang menyebabkan suatu ayat atau surah Al-Quran itu turun. Kalau dalam Hadist, ada yang disebut dengan Asbabun wurud, artinya latar belakang mengapa hadist itu ada. Jadi segala sesuatu pasti ada sebabnya.

Temasuk dalam hal ini adalah shalat tahajud. Shalat tahajud memiliki latar belakang tersendiri., mengapa harus dilaksanakan. Shalat tahajud pertama kali di syariatkan setelah Nabi Muhammad mendapat wahyu pertama di Gua Hira. Nabi dinyatakan oleh Allah dalam surah Al-Muzzammil (yang berselimut) yang diturunkan ketika Nabi SAW menggeletar dalam selimut setelah beliau mendapat wahyu yang pertama.



Menurut salah seorang ulama di Malaysia, Ustad Abdyl Aziz Che Kob, pada awalnya shalat tahajud hukumnya fardhu kepada Nabi. Namun setelah turun ayat kedua di surah yang sama (kira-kira satu tahun setelah turunnya ayat pertama), Allah menjelaskan bahwa shalat tahajud adalah sunnah dan afdalnya ditunaikan pada sepertiga malam. Walaupun hukumya sunnah tetapi Nabi menganggapnya sebagai suatu kewajiban dan beliaupun tidak pernah meninggalkannya.


Kekuatan Shalat Tahanud juga telah terbukti dapat memberikan kekuatan fisik dan menjadi penentu dalam melakukan peperangan. Diceritakan dalam sebuah hadis, bawasannya Khalifah Umar r.a memiliki tanda tanya besar, mengapa perang yang sudah dilakukan selama satu minggu melawan kaum musyrikin belum juga berakhir, dan tentara islam belum juga memenangkannya? Masalah itu membuat Khalifah Umar kebingungan, sebab biasanya islam tidak perlu menunggu waktu yang begitu lama untuk mengalahkan musuh.


Pada suatu malam Khalifah Umar melewati kemah-kemah tentara islam yang sedang khusyuk shalat tahajud, tetapi sebagian penghuninya sedang ternyenyak tidur. Pada keesokan harinya, Khalifah Umar membuat keputusan yang sangat mengejutkan. Beliau menyingkirkan semua penghuni kemah yang tidak tahajud dari arena perang. Sebab, menurut Khalifah Umar, mereka tidak mempunyai kekuatan Rohani. Akhirnya jumlah tentara islam semakin sedikit. Tidak lama kemudian tentara islam menang dalam peperangan itu.

Bahkan dalam cerita yang lain disebutkan bahwa salah satu faktor panglima Islam terkenal yaitu Sallehuddin Al-Ayubi merebut kembali Istanbul adalah karena beliau mengambil panglima-panglima perang yang suka melaksanakan shalat tahajud.

Itulah bebrapa cerita yang menjelaskan tentang kekuatan shalat tahajud. Ada dua hal penting yang dapat kita ambil dari sejarah tersebut.

Pertama, bahwa sejarah tentang tahajud sangat terkait erat dengan tuntutan waktu itu dengan shalat tahajud kemudian beberapa persoalan dapat terjawab. Shalat tahajut memang bukan persoalan ritual semata, tetapi dengan shalat ini akan meringankan beban hidup seseorang dengan bantuan Allah.

Kedua, pada dasarnya shalat tahajud ini tidak biasa dilakukan oleh orang kebanyakan. Namun jika amalan itu dilakukan secara kontinyu, ibadah tahajud akan terasa sangat ringan dan menyenangkan.

Jadi bagi kita, shalat tahajud memang sangat penting. Yang pertama harus dilakukan adalah kita terbiasa bangun malam, itulah kuncinya. Setelah itu kita dapat mengerjakan shalat tahajud. Jangan sampai kita menganggap shalat tahajud sebagai sesuatu yang berat. Yang menjadi keberhasilan shalat tahajud adalah keikhlasan dan kesungguhan dalam melaksanakannya.

Rasulullah melaksanakan tahajud karena perintah Allah. Walaupun bukan kewajiban beliau selalu melaksanakannya, artinya beliau tidak pernah meninggalkannya. Rasulullah melaksanakan tahajud bukan karena hal-hal yang lain diluar ibadah.

Waktu shalat tahajud adalah waktu yang sangat makbul untuk berdoa. Karena itu berdoalah sebanyak mungkin setelah selesai shalat Tahajud. Apapun yang kita minta,Allah akan mengabulkannya. Asalkan permintaan itu mengandung kebajikan dan bermanfaat bagi kita atau orang lain. Kita menghadapi masalah atau kesulitan, maka mintalah kepada Allah untuk keluar dari masalah maka insya Allah akan terkabul.

Tidak ada keinginan manusia yang paling tinggi selain keselamatan dunia dan akhirat, maka mintalah hal itu setiap akhir shalat tahajud. Kita juga ingin selalu dimudahkan segala urusan, maka mintalah setelah shalat tahajud. Semuanya insya Allah akan terkabul. Amin…

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)

Firman Allah swt di atas telah memerintahkan dengan jelas kepada Rasulullah saw  yang tengah tidur untuk melakukan sholat malam atau sholat tahajud. Dan perintah yang diberikan kepada Rasulullah saw tersebut bukanlah perintah yang dikhususkan hanya kepada beliau saja, melainkan juga kepada seluruh umat beliau. Namun pada kenyataannya, betapa sedikit sekali umat muslim yang dapat berdiri dan mengistiqomahkan sholat tahajud ini.

Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Sholat tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah swt yang paling efektif. Karena sholat tahajud dilakukan manakala kebanyakan makhluk Allah swt sedang tertidur lelap. Masa yang penuh dengan kesunyian dan ketenangan akan membantu kita untuk lebih khusyuk bermunajat kepada Allah. Seorang muslim yang senantiasa mendawamkan sholat tahajud, insya Allah akan selalu dicintai oleh Allah swt. Barang siapa mendawamkan sholat tahajud maka Allah swt akan menjaminnya dengan kehidupan di syurga kelak.

Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)

Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

Allah swt akan senantiasa memberikan kemuliaan kepada umatnya yang khusyuk dan kontinyu dalam mengamalkan sholat sunnah tahajud. Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’”

Rasululah saw bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.”

Setelah melihat hebatnya kedudukan dan keutamaan mendawamkan sholat tahajud di atas, maka sudah sepatutnyalah bagi kita semua untuk senantiasa berlomba-lomba mendapatkan fadhilah dari sholat tahajud tersebut.

Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya, "Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya." (Muttafaq Alaih)

Untuk itulah mari kita kuatkan dan luruskan niat kita untuk senantiasa menegakkan dan mendawamkan sholat tahajud dengan ikhlas agar kita mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah swt. Amin

Kisah Ahli Tahajud : Kisah Pedang Malam Al Fatih (Sang Pembuka)
Islam menaklukkan eropa, dipimpin oleh seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun. Namnya Muhammad Al Fatih kesuksesan hidup ia raih, dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Al Fatih berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Umurnya muda remaja semerbak wangi, 21 tahun. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.

Jika saudara bertanya siapakah yang berjasa sehingga kini benih islam tumbuh di jantung eropa, seperti Bosnia Herzegovina, misalnya? Jawabanya, sejarah tak pernah melupakan jasa orang orang turki yang gagah berani. Diantaranya Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun.

Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rosululloh SAW menegakkan shalat tahajud sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau Rosululloh SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau tinggalkan dalam setiap perjuanganya.

Jika sudara bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat Rosululloh SAW bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat besar Rosululloh SAW. Ini menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan Rosululloh SAW ketika menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power Romawi?

Bukankah dalam usia belasan tahun Usamah bin Ladin bergabung dengan Mujahidin Afganistan melawan super power Rusia. Bukankah dalam usia 17 tahun Ibnul Khatab, warga saudi arabia, (sebelum akhirnya menjadi komandan lapangan di ladang jihad Chechnya, dan menggapai syahid dalam usia 35 tahun April 2002) menerjunkan diri dengan teguh hati ke medan jihad Afghanistan dan mengurungkan niatnya melanjutkan kuliah di Universitas terkemuka di Amerika.

Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selau kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqorrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, The Big Boss of Universe.

Sejak kecil Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.

Bagaimana sifat Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”

Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.

Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel.

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu. “Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!!!

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib?kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.

Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!!”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.

Sejak abad kedelapan sahabat Rosululloh berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.

Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah Pedang Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.

Maa syaaAllah, Luar biasa……Sultan Muhammad Al Fatih (Sang Pembuka)……!!!!

Tambahan dari saya:
Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].


Sejarah Sholat
"Dirikanlah sholat, sungguh ini merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman" (Qs. 4 an-nisaa’ :103- 104)

"Hai orang-orang yang beriman, Ruku’ dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu ; Berbuatlah kebaikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan" (Qs. 22 al-hajj : 77)

Istilah Sholat berasal dari kata kerja Shalaah (yang menyatakan suatu perbuatan) dan orang yang melakukannya disebut Mushallin, sementara pusat tempat melakukannya disebut Musholla.

"Kecuali bagi orang yang mushollin (yang mengerjakan sholat)" (Qs. 70 al-Ma’arij : 22)

"Jadikanlah sebagian dari maqam Ibrahim itu musholla (tempat sholat)" (Qs. 2 al-Baqarah: 125)

Sholat merupakan suatu perbuatan memuliakan Allah yang menjadi suatu tanda syukur kaum muslimin sebagai seorang hamba dengan gerakan dan bacaan yang telah diatur khusus oleh Nabi Muhammad Saw yang tidak boleh dirubah kecuali ada ketentuan-ketentuan yang memang memperbolehkannya[1]. Perintah sholat sendiri sudah harus diperkenalkan sejak dini kepada generasi muda Islam agar kelak dikemudian hari mereka tidak lagi merasa canggung, malu atau malah tidak bisa melakukannya.

Dari Amer bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, berkata :
"Rasulullah Saw bersabda: ‘Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat disaat mereka berumur 7 tahun dan pukullah mereka jika tidak mengerjakannya saat mereka berumur 10 tahun’" (Hadis Riwayat Ahmad dan Abu Daud)

"Perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat ; dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya" (Qs. 20 thaahaa: 132)

Dari Hadis kita mendapati bahwa mendirikan sholat sudah ditekankan mulai umur 7 tahun dan bila sampai usia 10 tahun belum juga melaksanakannya maka kita seyogyanya mulai diberi penegasan berupa pukulan sampai mereka mau mendirikannya. ; Tentu pukulan yang dimaksud disini tidak dengan tujuan menyakiti apalagi sampai pada tingkat penganiayaan, namun sekedar memberi pengajaran dan peringatan agar mau dan tidak malas untuk sholat. Bukankah secara paradoks siksa Allah jauh lebih keras dari sekedar pukulan yang kita berikan dalam rangka menyayangi anak-anak kita dan menghindarkan mereka dari azab Allah ?

"Jagalah dirimu dari hari dimana seseorang tidak dapat membela orang lain walau sedikitpun dan hari tidak diterima permintaan maaf serta tidak ada tebusan baginya dan tidaklah mereka akan ditolong" (Qs. 2 al-Baqarah : 48)

Namun al-Quran juga disatu sisi tidak menjelaskan secara detil sejak kapan dan bagaimana teknis pelaksanaan Sholat yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Meski demikian al-Quran secara tegas menyatakan bahwa Sholat sudah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, seperti perintah Sholat kepada Nabi Ibrahim dan anak cucunya[2], kepada Nabi Syu’aib[3], kepada Nabi Musa[4] dan kepada Nabi Isa al-Masih[5]. Pernyataan al-Qur’an tersebut dibenarkan oleh cerita-cerita yang ada dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang mengisahkan tata cara beribadah para Nabi sebelum Muhammad yaitu ada berdiri, ruku dan sujud yang jika dirangkai maka menjadi Sholat seperti Sholatnya umat Islam.

"Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah"  (Perjanjian Lama – Kitab Keluaran 34:8)

"Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita." (Perjanjian Lama – Kitab Mazmur 95:6)

"Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah-Perjanjian Lama"  (Kitab Yosua 5:14)

"Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah,  dengan mukanya di antara kedua lututnya" (Perjanjian Lama – Kitab I Raja-raja 18:42)

"Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.- Perjanjian Lama – Kitab Bilangan 20:6
Kemudian ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya lalu ia berlutut dan berdoa" (Perjanjian Baru - Injil Lukas 22:41)

"Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa" (Perjanjian Baru – Injil Markus 14:35)

Dari kenyataan ini, maka jelas bagi umat Islam bahwa Sholat sudah menjadi suatu tradisi dan ajaran yang baku bagi semua Nabi dan Rasul Allah sepanjang jaman, sebagaimana firman-Nya :

"Sebagai ketentuan Allah yang telah berlaku sejak dahulu, Kamu sekalipun tidak akan menemukan perubahan Bagi ketentuan ALLAH itu"  (Qs. 48 al-fath: 23)

Kisah perjalanan Nabi Muhammad mengarungi angkasa raya yang disebut dengan istilah Isra’ dan Mi’raj yang menceritakan awal diperintahkannya Sholat kepada Nabi Muhammad sebagaimana terdapat dalam beberapa hadis yang dianggap shahih atau valid oleh sejumlah ulama secara logika justru mengandung banyak ketidaksesuaian dengan fakta sejarah dan ayat-ayat al-Quran sendiri.

Menurut hadis, Isra’ dan Mi’raj terjadi sewaktu Khadijah, istri pertama Rasulullah wafat, dimana peristiwa ini justru menjadi salah satu hiburan bagi Nabi yang baru ditinggalkan oleh sang istri tercinta dan juga paman beliau, Abu Thalib dimana tahun ini disebut dengan tahun duka cita atau aamul ilzan[6].

Sementara sejarah juga mengatakan bahwa jauh sebelum terjadinya Isra’ dan Mi’raj, Nabi Muhammad dipercaya telah melakukan Sholat berjemaah dengan Khadijjah sebagaimana yang pernah dilihat dan ditanyakan oleh Ali bin abu Thalib yang kala itu masih remaja[7].

Perintah awal sholat wajib dilaksanakan, adalah sholat tahajud atau sholat malam. Kemudian ditambahkan kewajiban sholat siang hari. Jadi ada dua waktu yang wajib dilaksanakan, yaitu sholat malam dan sholat siang hari. Kemudian berturut-turut sholat Fajar (Shubuh), Sholat turunnya Matahari (Ashar), Sholat antara siang dan malam (Maghrib). Lengkaplah lima, yang kesemuanya dilakukan dua roka`at-dua roka`at kecuali Maghrib yang memang tiga roka`at. Pada waktu itu, barulah sholat Lail berubah dari wajib menjadi Sunnah. Maka setelah sholat wajib 5 waktu, sholat yang utama adalah sholat LAIL atau sholat Malam. Keterangan-keterangan bisa anda peroleh dari orang-orang yang ahli tarikh Nabi dan ahli Asbabun Nuzul. Kemudian terjadilah peristiwa Isro` Mi`roj di tahun ke 12 kenabian.

Maka kita semua ingat satu keterangan hadits, bahwa Nabi naik bertemu dengan Alloh, kemudian mendapat perintah sholat 50 roka`at, turun bertemu dengan Nabi Ibrohim, disarankan, Naik lagi, minta keringanan terus seperti itu, Alloh menurunkan kewajiban menjadi 25 roka`at, Nabi Muhammad turun lagi bertemu Nabi Isa, Naik lagi usul lagi minta keringanan dan seterusnya sampai akhirnya tinggal 17 rokaat, yaitu 5 waktu. Mayoritas ulama beranggapan ini adalah hadits sokheh. Apalagi hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Maka bagi ahli hikmah, timbullah pertanyaan, Apakah benar karakter Nabi Muhammad seperti itu? Mendapatkan perintah Alloh, tidak sami`na wa atho`na? Tapi usul terus usul, minta keringanan kewajiban? Benarkah karakter Nabi Muhammad seperti itu?

Hal ini bertentangan dengan keterangan yang ada di Qur`an dan hadits yang lain, bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang taat sekali pada Alloh. SAMI`NA WA`ATHO`NA.

Menurut pendapat para ahli tasawuf, pendapat ahli hikmah, bahwa keterangan Hadits tersebut adalah tidak benar. Pada waktu peristiwa Isro` Mi`roj inilah mayoritas ulama berpendapat bahwa perintah sholat lima waktu itu baru diperoleh Nabi Muhammad di sini. Ahli hikmah berpendapat, bahwa perintah sholat itu sudah lama, hanya saja, penegasan masalah sholat lima waktu, dan jumlah roka`atnya, adalah saat peristiwa Isro` Mi`roj ini. Hal ini di dasarkan dalam keterangan-keterangan lain,

Qola Rosululloh SAW: “Awwalu maa iftarodlollohu ta`ala `alaa Ummati Ash sholawaatul Khomsi”
Rosululloh bersabda: “Awalnya sesuatu yang difardlukan Alloh Ta`ala atas ummatku ialah Sholat Lima.
Qola Rosululloh SAW: “Wa awwalu maa Yurfa`u min a`maalihim ash shalawaatul Khomsi”
Bersabda Rosululloh SAW: “Dan awalnya sesuatu yang dinaikkan dari amal-amal mereka ialah Sholat Fardlu Lima”.

Logikanya perintah Sholat telah diterima oleh Nabi Muhammad bukan saat beliau Isra’ dan Mi’raj namun jauh sebelum itu, apalagi secara obyektif ayat al-Qur’an yang menceritakan mengenai peristiwa Mi’raj sama sekali tidak menyinggung tentang adanya pemberian perintah Sholat kepada Nabi.[8] ; Pada kedua surah tersebut hanya menekankan cerita perjalanan Nabi tersebut dalam rangka menunjukkan sebagian dari kebesaran Allah dialam semesta sekaligus merupakan kali kedua bagi Nabi melihat wujud asli dari malaikat Jibril setelah sebelumnya pernah beliau saksikan saat pertama mendapat wahyu di gua Hira.

Selain itu, diluar hadis Isra’ dan Mi’raj yang menggambarkan Nabi memperoleh perintah Sholat pada peristiwa tersebut, Imam Muslim dalam musnadnya ada meriwayatkan sebuah hadis lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan cerita Mi’raj namun disana menjelaskan bagaimana Nabi mempelajari Sholat dari malaikat Jibril.

Dari Abu Mas’ud r.a. katanya : Rasulullah Saw bersabda : turun Jibril, lalu dia menjadi imam bagiku Dan aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya, lalu aku sholat bersamanya dan aku sholat bersamanya dan aku sholat bersamanya Nabi menghitung dengan lima anak jarinya – Hadis Riwayat Muslim[9]

Jika demikian adanya, bagaimana dengan kebenaran hadis yang dipercaya oleh banyak orang bahwa perintah Sholat baru diperoleh Nabi sewaktu isra’ dan mi’raj ?

Mungkin kedengarannya ekstrim, tetapi meragukan atau malah menolak keabsahan validitas hadis-hadis tersebut bukanlah perbuatan yang tercela apalagi berdosa, dalam hal ini kita tidak menolak dengan tanpa dasar yang jelas, para perawi hadis tetaplah manusia biasa seperti kita adanya, mereka juga bisa salah baik disengaja apalagi yang tanpa mereka sengaja atau sadari, adalah kewajiban kita untuk melakukan koreksi jika mendapatkan kesalahan pada riwayat hadis yang mereka lakukan tentunya dengan tetap menjaga kehormatannya dan berharap semoga Allah mengampuni kesalahannya.

Beberapa kejanggalan variasi cerita Isra’ dan Mi’raj diantaranya sebut saja kisah Nabi Muhammad dan Buraq ketika berhenti di Baitul maqdis dan melakukan sholat berjemaah didalam masjidil aqsha bersama arwah para Nabi sebelumnya, padahal sejarah mencatat bahwa masjid al-aqsha baru dibangun pada masa pemerintahan Khalifah umar bin khatab tahun 637 masehi saat penyerbuannya ke Palestina yang mana notabene saat itu Nabi Muhammad sendiri sudah cukup lama wafat, beliau wafat tahun 632 masehi.

Cerita sholatnya Nabi Muhammad dan para arwah inipun patut mengundang pertanyaan, sebab Nabi sudah melakukan sholat (menurut hadis itu malah raka’atnya berjumlah 2) sehingga pernyataan Nabi menerima perintah Sholat saat Mi’raj sudah bertentangan padahal kisah ini terjadi detik-detik sebelum mi’raj itu sendiri.

Belum lagi cerita sholatnya para arwah Nabi pun rasanya tidak bisa kita terima dengan akal yang logis, masa kehidupan mereka telah berakhir sebelum kelahiran Nabi Muhammad dan mereka sendiri sudah menunaikan kewajiban masing-masing selaku Rasul Allah kepada umatnya, perlu apa lagi mereka yang jasadnya sudah terkubur didalam tanah itu melakukan sholat ?

Setelah selesai sholat berjemaah, lalu satu persatu para arwah Nabi dan Rasul itu memberi kata sambutannya … sungguh suatu hal yang terlalu mengada-ada, karena jumlah mereka ada ribuan yang berasal dari berbagai daerah dibelahan dunia ini, baik yang namanya tercantum dalam al-Quran ataupun tidak[10], berapa lama waktu yang habis diperlukan untuk mengadakan kata sambutan masing-masing para arwah ini ?
Jika dimaksudkan agar semua Nabi dan Rasul itu bertemu dan bersaksi mengenai kebenaran Muhammad, ini dibantah oleh al-Quran sendiri yang menyatakan bahwa pada masa kehidupan mereka dan pengangkatan mereka selaku Nabi dan Rasul, Allah telah mengambil perjanjian dari mereka mengenai akan datangnya seorang Rasul yang membenarkan ajaran mereka sebelumnya lalu terdapat perintah tersirat agar mereka menyampaikan kepada umatnya masing-masing.

Dan ketika Allah mengambil perjanjian terhadap para Nabi :
"Jika datang kepadamu Kitab dan Hikmah, lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa-apa yang ada tentang diri kamu, hendaklah kamu imani ia secara sebenarnya. Dia bertanya, 'Sudahkah kalian menyanggupi dan menerima perjanjian-Ku tersebut ?’. Mereka menjawab, ‘Kami menyanggupinya !’. Dia berkata, 'Saksikanlah ! dan Aku bersama kamu adalah dari golongan mereka yang menyaksikan !'"(Qs. 3 ali imron: 81)

Puncak kemustahilan cerita dari hadis-hadis mi’raj adalah saat Nabi Muhammad diberitakan telah bolak balik dari Allah ke arwah Nabi Musa untuk penawaran jumlah sholat yang semula 50 kali menjadi 5 kali dalam sehari semalam, apakah sedemikian bodohnya Nabi Muhammad itu sehingga dia harus diberi saran berkali-kali oleh arwah Nabi Musa agar mau meminta keringanan kepada ALLAH sampai 9 kali pulang pergi ?

Tidakkah kekurang ajaran arwah Nabi Musa dalam cerita tersebut dengan menganggap Allah juga tidak mengerti akan kelemahan dan keterbatasan umat Nabi Muhammad sebab tanpa dipikir dulu telah memberi beban kewajiban yang pasti tidak mampu dikerjakan oleh mereka sehingga arwah Nabi Musa itu harus turut campur memberi peringatan kepada Allah dan Nabi Muhammad lebih dari sekali saja sebagai suatu indikasi israiliyat (hadis buatan orang-orang Israel atau Yahudi yang sengaja dibuat untuk tetap memuliakan Nabi Musa diatas yang lain) ?

Apakah hadis-hadis yang demikian ini masih akan diterima dan dipertahankan hanya untuk mempertahankan dalil turunnya perintah Sholat, sementara al-Qur’an sendiri yang nilai kebenarannya sangat pasti justru tidak berbicara apa-apa tentang hal tersebut ?

Tidak diragukan bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan Isra’ dan Mi’raj karena hal ini ada didalam al-Quran dan bisa dianalisa secara ilmiah, tidak perlu diragukan pula bahwa Sholat merupakan salah satu kewajiban utama seorang muslim sebab inipun banyak sekali ayatnya didalam al-Quran dan hadis-hadis lain, bahkan sholat merupakan tradisi yang diwariskan oleh semua Nabi dan Rasul dalam semua jamannya. Hanya saja itu tidak berarti kaum muslimin bisa menerima semua riwayat hadis yang isinya secara jelas mempunyai pertentangan dengan al-Quran dan logika, sehingga akhirnya hanya akan menyerahkan akal pada kebodohan berpikir, padahal Allah sendiri mewajibkan manusia untuk berpikir dan berdzikir didalam membaca ayat-ayat-Nya.

footnote:
[1] Misalnya jika sakit boleh sholat dengan cara duduk, berbaring hingga hanya dengan kedipan mata saja
[2] Lihat surah 21 al-anbiya ayat 73 dan surah 19 Maryam ayat 55
[3] Lihat surah 11 Huud ayat 87
[4] Lihat surah 20 Thaahaa ayat 14
[5] Lihat surah 19 Maryam ayat 31
[6] Drs. Abu Ahmadi, Mutiara isra’ mi’raj, Penerbit Bumi Aksara, hal. 27
[7] Muhammad Husain Haekal , Sejarah Hidup Muhammad, edisi besar, Penerbit Litera antarNusa, 1998, hal. 87 – 88
[8] Lihat surah 17 al-israa ayat 1 dan surah 53 an-najm ayat 13 s/d 18
[9] Fachruddin HS, Terjemah Hadits Shahih Muslim III, Bagian ke-26, Waktu Sembahyang Fardu dan Kiblat, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1979, hal. 170
[10] lihat surah 40 al-mu’min: 78 dan surah. 17 al-israa’: 15


</span>  

lintasberita
3

2 komentar:

  1. Assalamu’alaikum, berikut artikel terkait yang saya tulis. 40 Manfaat dan Keutamaan Sholat Tahajud.

    http://maryam-qonita.blogspot.co.id/2018/03/manfaat-keutamaan-sholat-tahajud.html

    Semoga berkenan untuk saling berkunjung dan melengkapi. Boleh juga bertukar link di blog saya, terimakasih :D

    BalasHapus
  2. Mashaa Allah Alhamdulillah Terimakasih banyak Kak merupakan suatu insight luar biasa, kesehatan dan kebahagiaan dari Allah menyertai kakk🙏

    BalasHapus