Berapakah dari kita yang kadang mendahulukan "Bola" daripada perintah Allah? Tertulis dalam sebuah sejarah nyata kejadian di Arab Saudi, pemain sepak bola dicabut nyawanya dan sakratul maut di tengah lapangan Bola.
Saudaraku,
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh
kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi
Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)." Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi
Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak
memahami pembicaraan sedikitpun? (
QS. an-Nisâ 78).
Maut
adalah pemutus segala kelezatan duniawi, dia adalah pemisah sahabat dan
pengeruh kenyamanan hidup orang-orang yang lalai. Ia adalah
keniscayaan. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan."
Ia akan datang kepada kita, kendati
kita berusaha lari menghindar darinya. Dari Allah manusia diciptakan, kepada Allah tujuan manusia hidup di dunia. Dan kepada-Nya pula kita semua akan kembali.
Sesungguhnya Kematian adalah gerbang bertemu Allah subhanahu wa ta'ala, yang memutuskan semua godaan dunia dan membuka nikmat akhirat (Ibnul Qoyyim)
![lintasberita](http://www.lintasberita.com/buttons_lb/lintasberita-100x20.gif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar