Kamis, 19 April 2012

Lihatlah Para Pahlawan Itu!!

~~Sebuah perenungan sebuah sistem pendidikan~~

Saya masih muda, Guru itu pahlawan tanpa tanda jasa, pendidik. Tetapi kami dipaksa melakukan hal-hal yang merendahkan diri kami di hadapan murid-murid. Masak sebelum ujian ada murid yang dengan santainya bilang, ‘bapak sudah belajar belum, nanti jawab soalnya salah, hehehe!’ Saya cuma bisa melotot, sedih, benar-benar merasa tergadai!

Makanya kalau ada murid yang menanyakan alamat atau mengajak ketemu di luar jam pelajaran saya tidak mau. Takutnya diremehkan dan dilecehkan oleh muridku dan dianggap bak pelacur intelektual.

Dan guru serta sekolah itu pendidik. Jika tahun ini UN lagi-lagi memaksa sekolah serta guru melacurkan diri (setidaknya menurut pengakuan temanku yang guru sekolah menengah), maka saya yakin murid-murid yang lulus tahun ini akan terpatri di dalam hatinya bahwa menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan adalah direstui oleh sekolah. Dan guru-guru yang idealis itu tahun ini ternyata kembali harus menangis, kembali merasa dipaksa melacur dan kembali harus merasa gagal jadi pendidik.

Karena skenario menyukseskan UN itu sudah tersepakati secara nasional. Maka dramanya harus tetap digelar. Para pemain yang memerankan diri sebagai murid, pengawas dan tim sukses telah hafal dengan naskahnya masing-masing. Dan ketika saatnya pertunjukan dimulai, sang sutradara tinggal menyebutkan: ACTION! Seluruh pelakon menjalankan bagiannya masing-masing sesuai naskah yang dibagikan dan saat diucapkan kata: CUT! Semua pemain bertepuk tangan riang dan kamera dimatikan.

Ups! Sorry, seorang pelakon guru mengaku hatinya menangis saat disuruh melakonkan peran pelacur. Dia seharusnya memerankan peran pahlawan walaupun tanpa tanda jasa, dia merasa berhak dengan peran itu.

Ah, andaikan sang sutradara mau mengubah skenarionya tahun depan, supaya temanku sang guru kembali ke kodratnya memerankan lakon pahlawan gagah itu, supaya jangan sampai dikencingi murid-muridnya sambil berlari.
                                                       ....................^_^...................

Begitulah kiranya curahan hari seorarng guru yang tepaksa menjadi korban sistem pendidikan di sekitar kita. Mereka orang yang dengan tulus terus memikirkan masa depan anak didiknya, walaupun kadang diremehkan. Mereka pula orang yang rela meluangkan waktunya demi menjaga keindahan mutiara didikannya, walau bebagai kotoran tak henti mencoba mangusiknya. Mereka biasa disebut sebagai GURU, sang "Pahlawan Tanpa Tanpa Jasa". Seorang pemilik sebuah gelar dilematis. Bangga karena disebut pahlawan. Menyedihkan karena seolah sosok guru sudah ditetapkan di lauh mahfudz bahwa mereka tidak akan pernah mendapat tanda jasa.

Tidak hanya PELAJAR!! Guru pun bingung. Mereka juga cemas, khawatir, tak berdaya oleh sistem dan segala tetek bengeknya. Namun berbeda dengan pelajar yang kadang banyak mengeluh dan nampak susah, mereka selalu menampakkan wajah ccerah berhias senyum walaupun hati mereka gundah. Mereka tak henti memberi motivasi dan dukungan agar mutiara didiknya selalu tegar dan optimis, meski sebenarnya raga mereka letih. Semua dilakukan karena mereka tak ingin mutiara didiknya jatuh tak berguna di tumpukan sampah.


seberat apapun jalan itu, biarlah cahaya hati menuntun setiap langkah kita Tidak banyak berguna kalau hanya berbicara, wahai calon guru sekalian. Sejarah sdah membuktikan bahwa segala sesuatu yg diawali dg ketidakbenaran akan berakhir menyedihkan. Untuk apa segala sesuatu yg kita lakukan di dunia ini jika ridha Allah jauh dari kita. Hidup hanya sekali! Bagaimanapun tingginya tingkat konspirasi, pasti masih ada generasi prrbaikan yg bertahan. Hidup itu penuh warna. Hidup adalah pilihan. Semua tergantung kita hendak memilih yg mana? Ya! Kita semua adalah guru, minimal guru untuk diri sendiri, orang-orang di sekitar kita.

Sekarang waktu terus begulir. Tidak lama lagi sekolah-sekolah di seeluruh negeri akan melepas mutiara didik yang telah dicetak. Dan untuk yang terakhir kali, lihatlah para pahlawan itu, dan tanyakan pada diri masing-masing: "apa yang kuberikan kepada mereka?"
lintasberita
3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar